Estetika Kebahagiaan - Sudahkah Anda Bahagia?
Selamat malam sobat blogger semuanya..
Ternyata sudah lama juga ane ga ngeblog, maklum tugas numpuk dsb yang bikin kegiatan ngeblog akhirnya hanya menjadi sekedar wacana..
Sudahkah Anda bahagia? |
Jadi, di awal hari ini, ane hanya akan berbagi sedikit pengalaman ane hari ini, yaah, sederhana sih, tapi ane rasa perlu juga dibagikan buat pembaca sekalian, supaya ada sedikit gambaran lah ya, walaupun mungkin terasa biasa saja..
Oke, daripada kelamaan intro, kita langsung aja. Semalam sekitar jam 8an, ane pergi ke sebuah rumah makan bersama kawan ane. Biasa, sekedar traktiran ringan sekaligus hangout. Jadilah ane makan dengan teman ane. Suasana saat itu lumayan sepi, hanya ada ane, kawan ane, dan sepasang suami istri yang kira-kira berumur 40-50 tahunan gitu lah. Pas ane lagi makan dan ngobrol sama kawan, tiba-tiba ada seorang pengemis datang. Dia datang dan minta ke meja ane, spontan ane dan kawan ane nolak dengan sopan, karena gaada uang kecil. Yaudah, pengemis itu pergi ke meja tempat bapak ibu tadi lagi makan. Ane kira bakalan dikasi, eh ternyata, setelah agak lama, bapak yang lagi makan itu marah-marah ke pengemis tadi. "Elo minta aja sama penjual! Ga liat apa orang lagi makan! Ganggu aja!" kurang lebih gitulah tadi. Ane ngeliatnya sedih, sedih karena ane gabisa ngasi apa-apa, tapi lebih sedih dengar respons dari bapak yang lagi makan itu. Ntahlah, ane bingung, apa sih salahnya nolak dengan sopan, kalo emang gamau ngasi, ini malah main bentak aja.. Akhirnya, pengemis tadi dikasi recehan sama yang jualan, lalu pengemis itu pergi, ntah kemana..
Dari situasi diatas, ane sadar, ternyata sinetron pun ada kisah nyatanya. Ane kira, sinetron yang sadis itu, hanya dalam bentuk karangan. Ternyata ane salah. Masih kebayang tuh gimana bapak dan ibu tadi ngusir pengemis. Dilihat dari wajahnya, sepertinya mereka sedang tidak bahagia. Ane berusaha ga menghujat, tapi ane hanya ingin berhenti sejenak dan merenung, tak adakah lagi sedikit pengertian di hati? Bagaimana jika mereka bertukar posisi dengan pengemis itu? Oke fine, mereka orang kaya, mungkin anti orang susah. Tapi tak terbayang kah, bahwa penolakan halus mungkin lebih baik daripada bentakan kasar? Disini juga ane sadar, bahwa ada kebahagiaan orang lain yang harus kita tanggung, walaupun itu sederhana. Kalimat penolakan yang halus tetap menyakitkan, tapi lebih baik daripada balasan yang kasar. Kita pun terkadang sering seperti itu, merampas hak bahagia orang lain, dengan ketidakbahagiaan anda. Well, terkadang membahagiakan orang lain itu adalah anugerah, yang tak semua orang bisa lakukan dan dapatkan. Bahagia itu sederhana, selama kita mampu menjaga kebahagiaan orang lain, yakinlah bahwa kebahagiaan kita pun sudah disediakan Yang Kuasa, yang juga akan dijagakan oleh orang lain, yang mungkin tidak kita sadari.
Ah, biarlah cerita ini menjadi pembelajaran dan renungan buat ane, bahwa dunia yang penuh orang baik, hanyalah impian yang mungkin akan tercapai, bilamana kita terlelap tidur................dan tak lagi membuka mata...............
Leave a Comment